Pusat
Pelatihan Bahasa, Universitas Gadjah Mada, (PPB UGM) berdiri pada
tahun 1971 pada waktu Rektor Soeroso H. Prawirohardjo (1968-1973)
meluncurkan satu proyek mengingat arti penting penguasaan bahasa
asing bagi aspirasi kerja dan karir akademis maupun profesional
masyarakat Indonesia. Proyek ini dilaksanakan berdasarkan bantuan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang bekerja sama
dengan Kementrian Pengembangan Luar Negeri Britania Raya (British
Ministry of Overseas Development) melalui the British Council di
Jakarta. Universitas Gadjah Mada menyediakan gedung, perumahan
dosen dan staff administrasi bagi pelaksanaan proyek tersebut,
yang pada waktu itu diketuai oleh Drs. Soegondo (dosen senior dan
mantan Dekan Fakultas Sastra, UGM), pertama sebagai Koordinator
dan kemudian menjadi Direktur. Adapun pemerintah Britania Raya
setuju untuk memberikan bantuan dalam bentuk seorang pakar yang
bekerja secara penuh untuk pengembangan pusat pelatihan, beberapa
tenaga pengajar relawan lulusan perguruan tinggi di luar negeri,
buku-buku pengajaran, dan sebuah laboratorium bahasa.
Proyek di
atas dikenal dengan nama SELTU (Staff English Language
Training Unit), akronim yang diperkenalkan pertama kali oleh Drs.
Soegondo dan Mr Ken Moody dari the British Council. Direktur
Pengajaran yang pertama kali adalah Ms Elizabeth Stewart, yang
diberi tugas untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan
program-program pelatihan bahasa jangka panjang bagi staff
pengajar UGM. Ms Elizabeth Stewart mengatur pelaksanaan
kursus-kursus intensif maupun semi-intensif dengan dukungan penuh
dari ketua Jurusan Sastra Inggris yang pada saat itu dijabat oleh
Drs. A. Wirono beserta seluruh staff pengajarnya, dan sejumlah
dosen penutur asli dari organisasi Voluntary Service Overseas
(VSO). Ms Elizabeth Stewart kemudian digantikan oleh Mr Michael
Smithies.
Awal
mulanya pengelolaan SELTU berada di bawah Faultas Sastra, dan
dengan sistem pengelolaan ini, SELTU, di samping kursus bahasa
Inggris, juga menawarkan berbagai kursus bahasa asing lainnya.
Dari tahun 1974 hingga 1978 berbagai kursus bahasa Perancis bagi
dosen-dosen UGM yang hendak belajar di Perancis. Kursus-kursus ini
dilaksanakan bekerja sama dengan Atasé Kebudayaan Kedutaan
Perancis di Jakarta dan diampu oleh cooperant (anak-anak
muda Perancis yang tidak ikut wajib militer tetapi mengajar bahasa
Perancis di luar negeri). Bahasa Belanda juga diajarkan selama
beberapa waktu untuk guru-guru bahasa Belanda sebelum mereka
dikirim ke negeri Belanda.
Awal tahun 1975, saat Profesor Sukadji Ranuwihardjo menjabat
Rektor (1973-1981) SELTU berdiri terpisah dari Fakultas Sastra,
tetapi menjadi bagian dari Bagian Hubungan Luar Negeri yang berada
di bawah Kantor Rektorat. Kemudian SELTU memperoleh bantuan
finansial secara tidak langsung dari Yayasan Rockefeller dan MUCIA
(Midwest Universities Consortium for International Studies), dan
dengan sponsor ini Dr Gloria S. Poedjosoedarmo menggantikan
jabatan Mr Smities sebagai Direktur Pengajaran (1976-1981) dan
meneruskan pengembangan SELTU serta banyak melakukan perbaikan
dalam organisasi SELTU. Pada saat itu UGM telah berhasil menjalin
kerja sama dengan Oberlin Shansi Memorial Association (Oberlin
College, Ohio) dan Princeton-in-Asia (Princeton University, New
Jersey) untuk pengadaan dosen relawan lulusan perguruan tinggi di
Amerika.
Antara
tahun 1987 dan 1990 ELT Projects Uni dari the British Council di
Jakarta, yang didanai oleh Overseas Development Administration
(ODA) dari Pemerintah Britania Raya, mengirim beberapa tenaga ahli
dalam bidang pengajaran bahasa Inggris dan memberikan bantuan
finansial dalam bentuk sumber daya dan materi pengajaran.
Tenaga-tenaga ahli tersebut (berturut-turut di antaranya adalah Ms
Sarah Holland, Ms Anni Park dan Mr Martin Lamb) melakukan revisi
dan pembaruan dalam sebagian besar kurikulum kursus dan mengadakan
lokakarya pengajaran secara rutin bagi tenaga pengajar SELTU.
Selama Profesor
Koesnadi Hardjasoemantri menjabat rektor (1985-1990), Universitas
menetapkan bahwa untuk memperluas lingkup dan efektivitas layanan
pelatihan bahasa diperlukan sebuah pusat pelatihan bahasa yang
baru di kampus universitas, sebuah pusat yang dibangun secara
khusus untuk pelatihan bahasa dengan ruang-ruang kelas yang luas
dan lengkap. Rektor pada waktu itu melihat kemungkinan
pengintegrasian pengajaran bahasa Inggris di SELTU dan pengajaran
bahasa-bahasa asing lainnya kepada staf UGM, staf non-UGM serta
masyarakat umum di dalam satu organisasi pusat. Pada tahun 1988 SELTU
berubah menjadi PUSAT PELTIHAN BAHASA (PPB) dan menjadi
bagian dari Fakultas Pasca Sarjana, dan pada tanggal 21 April 1989
Pusat Pelatihan Bahasa yang baru ini pindah dan menempati gedung
yang ada sampai saat ini. Pengelolaan PPB pada waktu itu
diserahkan kepada Drs. R. Soegondo sebagai Kepala, Dr Stephanus
Djawanai sebagai Wakil kepala, Drs. A. Wirono dan Drs Alex H.
rambadeta sebagai Penyelia Akademik. Dewan manajemen yang
menangani persoalan-persoalan kebijakan terdiri dari ex officio
Dekan Fakultas Pasca Sarjana, Dekan Fakultas Sastra, dan Kepala
Pusat Pelatihan Bahasa. Tim manajemen ini didukung sepenuhnya oleh
seorang dosen/ahli tetap dari the British Council, yaitu Mr Martin
Lamb, serta seorang kepala bagian tatausaha, yaitu Dra kartinah.
Untuk
memenuhi kebutuhan yang senantiasa terus meningkat akan layanan
PPB, Profesor Mochamad Adnan, sebagai Rektor baru (1990-1994),
memenuhi permintaan pengelola PPB untuk menambah ruang kelas. Dua
sayap gedung yang telah ada diperluas kurang lebih tiga perempat
luas gedung aslinya, dan menjelang tahun 1992 perluasan ini dapat
diselesaikan.
Sekarang
ni, Pusat Pelatihan Bahasa adalah bagian dari Program Pasca
Sarjana UGM. Pengelola PPB saat ini terdiri dari Drs Muljono, MA
sebagai Kepala, Drs. A. Wirono sebagai Sekretaris, Drs Alex H.
Rambadeta, MA sebagai Penyelia Akademik untuk Kursus Reguler dan
Drs. Tofan D. Hardjanto, MA sebagai Penyelia Akademik untuk Kursus
Non-reguler. Pengelola ini didukung oleh koordinator-koordinator
kursus (di antaranya Dra Sharifah Hanidar, MA, Dra Sari Lestari,
MA dan Dra Ni Gusti Ayu Roselani, MA), dosen-dosen bahasa Inggris
dari Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra, serta beberapa dosen
relawan lulusan Perguruan Tinggi di Amerika yang mewakili Oberlin
College dan Printon-in-Asia. Pusat Pelatihan Bahasa UGM sekarang
telah siap sepenuhnya untuk menawarkan program-program pelatihan
bahasa yang bersifat umum maupun akademis kepada masyarakat pada
umumnya, dan kepada mahasiswa strata I, II dan III serta
dosen-dosen UGM maupun Non-UGM yang hendak melanjutkan studi
lanjut di luar maupun di dalam negeri. Lebih lanjut, PPB
diharapkan untuk dapat berperan lebih jauh dalam memenuhi
kebutuhan pelatihan bahasa pada tingkat nasional maupun regional. |